Posts

Haluu

📖 Judul: Satu Hari di Antara Dimensi PROLOG Aku selalu berpikir, dunia ini terlalu realistis untuk hal-hal yang ajaib. Tapi hari itu, ketika aku membuka mata dan melihat wajah Jay dari Enhypen berdiri tepat di depan tempat tidurku, senyumnya nyata, dan tangannya mengulurkan segelas air… Aku tahu, entah bagaimana caranya… aku sedang hidup di mimpi yang tak lagi bisa disebut mimpi. BAB 1  – BUKAN PAGI BIASA Jam weker di meja berbunyi keras seperti biasanya, tapi anehnya, suasananya terasa beda. Matahari yang masuk lewat jendela kamar punya warna yang lebih hangat dari biasanya, dan… bantal ini empuk banget. Aku peluk bantal itu lebih erat, mencoba menunda kenyataan bahwa aku harus bangun sekolah. Tapi kemudian, mataku terbuka lebar. Ini... bukan kamarku. Korden putih melambai lembut terkena angin dari jendela besar. Dindingnya putih bersih, dan langit-langitnya tinggi. Aku bangkit dengan tubuh kaku, bingung, dan hampir panik. Tapi kemudian—ada ketukan di pintu. Klak. Seo...

MIMPI

MIMPII Namaku Rani. Aku lahir di sebuah desa kecil di pinggiran Jawa Tengah. Ayahku seorang buruh tani, dan ibuku menjahit di rumah tetangga untuk menambah penghasilan. Sejak kecil, aku diajarkan untuk tidak banyak bermimpi, karena “mimpi itu milik orang-orang yang punya uang.” Tapi aku tetap bermimpi. Setiap kali melihat guru datang ke sekolah dengan percaya diri dan senyum yang menenangkan, aku berkata dalam hati:  aku ingin seperti mereka . Aku ingin jadi guru. Bukan hanya supaya bisa berdiri di depan kelas, tapi karena aku tahu, pendidikan adalah pintu keluar dari kemiskinan kami. Namun hidup tidak pernah mudah bagi pemimpi sepertiku. Setelah lulus SMP, orang tuaku tak sanggup membiayai sekolah. Aku hampir menyerah. Tapi suatu hari, kepala sekolah memanggilku dan berkata, “Kamu dapat beasiswa, Ran. Jangan sia-siakan.” Sejak saat itu, aku berjalan kaki lima kilometer setiap hari ke sekolah. Pulang sore, bantu ibu menjahit sampai malam. Kadang mengantuk di kelas, kadang dimarahi...